Blog

Mengenal Istilah Site Plan, Fungsi, Contoh, dan Regulasinya

Site plan sangat penting dalam proses perencanaan dan pengembangan suatu area atau lahan karena memberikan gambaran mengenai detail rencana dari pembangunan serta tata letak yang saling berkaitan dengan kawasan disekitarnya. Site plan dapat membantu para profesional seperti arsitek, insinyur, dan developer properti dalam merencanakan penggunaan lahan yang efisien, memberikan gambaran terhadap suatu proyek, serta memastikan kepatuhan terhadap peraturan setempat.

Dengan memahami site plan tentang rencana tata ruang serta sarana prasarana penunjang di dalamnya, seorang ahli arsitektur atau developer perumahan dapat membuat keputusan yang lebih baik selama tahap perencanaan dan konstruksi. Site plan saat ini juga digunakan sebagai syarat dalam mengajukan Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Baca juga: 10 Tips Punya Rumah Untuk Milenial

Pengertian Site Plan atau Rencana Tapak 

Site plan adalah gambar dua dimensi yang isinya berupa denah atau peta yang menunjukkan detail penataan suatu bangunan di atas suatu lahan atau kavling. Gambar site plan biasanya mencakup informasi tentang lokasi bangunan, ruang terbuka, akses jalan, dan elemen-elemen lain yang terkait dengan tata ruang di suatu area tertentu. Site plan digunakan dalam perencanaan dan desain arsitektur, konstruksi, dan pengembangan lahan.

Beberapa informasi umum yang dapat ditemukan dalam isi site plan meliputi:

  1. Penataan Letak Bangunan
    Menunjukkan lokasi dan orientasi bangunan atau struktur di dalam lahan.

  2. Rute Jalan
    Menunjukkan jalur akses ke dan dari properti, termasuk jalan masuk dan keluar.

  3. Ruang Terbuka dan Lanskap
    Menunjukkan area terbuka, taman, dan elemen lanskap lainnya di sekitar bangunan atau proyek.

  4. Area Parkir
    Menunjukkan lokasi dan tata letak tempat parkir, jika ada.

  5. Drainase dan Saluran Air
    Menyertakan informasi tentang sistem saluran air yang mungkin diperlukan untuk mengelola air hujan dan menghindari banjir.

Apa Perbedaan Site Plan, Block Plan, dan Master Plan?

Secara garis besar, letak perbedaan antara ketiganya meliputi cakupan perencanaan area yang akan dikembangkan. Site plan berfokus pada tata letak dan detail suatu properti atau proyek di atas lahan tertentu. Gambar site plan mencakup informasi tentang posisi dan ukuran bangunan, rute jalan, ruang terbuka, dan elemen-elemen lainnya di dalam satu area pengembangan. 

Block plan lebih luas dari site plan, block plan mencakup beberapa properti atau situs di sekitar wilayah atau blok. Block plan digunakan untuk merencanakan dan mengelola pengembangan di suatu wilayah yang melibatkan beberapa blok properti, gambar pada block plan menunjukkan keterkaitan antar properti dan fasilitas di sekitarnya.

Sedangkan master plan adalah perencanaan yang mencakup keseluruhan pengembangan suatu kawasan atau komunitas. Secara umum, master plan mencakup berbagai aspek seperti penggunaan lahan, transportasi, infrastruktur, zonasi, dan fasilitas umum di dalam suatu kota, kawasan, atau komunitas. Master plan digunakan untuk memberikan pandangan menyeluruh tentang pertumbuhan dan pengembangan suatu wilayah dalam jangka panjang, memberikan arah strategis untuk pengembangan kota atau wilayah.

Fungsi Site Plan

Site plan memiliki fungsi penting dalam proses perencanaan dan pengembangan suatu lahan atau area. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari site plan:

Menggambarkan Tata Letak Keseluruhan Proyek

Site plan memberikan pandangan keseluruhan tentang tata letak suatu proyek pembangunan, misalnya tentang lokasi bangunan, fasilitas, dan elemen lainnya. Selain itu, site plan dibutuhkan oleh calon pembeli yang memerlukan informasi pengembangan proyek di sekitar properti yang akan dibelinya.

Perencanaan Tata Ruang

Site plan dari suatu kawasan digunakan untuk perencanaan penggunaan lahan secara efisien, termasuk penempatan bangunan, area terbuka, dan fasilitas pendukung lainnya. Sehingga seluruh area lahan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sesuai dengan rencana dalam site plan.

Memastikan Kepatuhan Terhadap Peraturan

Site plan membantu memastikan bahwa proyek mematuhi peraturan setempat dan regulasi zonasi yang berlaku, seperti persyaratan pemisahan antar zona, izin lokasi dan lain-lain.

Merencanakan Mobilitas dan Aksesibilitas

Informasi tentang akses jalan, jalur pejalan kaki, ROW perumahan, dan area parkir dalam site plan membantu menata tata letak yang mendukung mobilitas yang baik dan memberikan akses yang mudah.

Pengelompokan dan Pengaturan Area

Site plan memperlihatkan penggunaan lahan untuk berbagai fungsi, seperti area perumahan, komersial, industri, atau ruang terbuka. Hal ini membantu dalam perencanaan tata letak yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan setiap zona.

Drainase dan Pengelolaan Air

Site plan dari suatu kawasan juga dapat menyertakan informasi tentang sistem drainase dan saluran air. Tujuannya untuk mengelola air hujan dengan efisien dan mencegah potensi bencana banjir dikemudian hari.

Media Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan

Site plan juga berfungsi sebagai alat komunikasi visual yang membantu berbagai pemangku kepentingan, seperti pengembang, arsitek, pemerintah setempat, dan masyarakat, sehingga dapat saling memahami serta dapat memberikan feedback terhadap rancangan proyek yang akan dibangun.

Pemilihan Lokasi yang Tepat

Melalui site plan, para pengembang dapat memilih area yang paling sesuai, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti lingkungan sekitar, aksesibilitas, dan kebutuhan pengguna.

Perencanaan Lanskap

Site plan juga dapat mencakup perencanaan lanskap, rencana penanaman pohon, taman, dan elemen lanskap lainnya untuk meningkatkan estetika dan keberlanjutan lingkungan.

Sebagai Prasyarat Perizinan

Site plan juga memiliki kegunaan sebagai prasyarat dalam mengajukan beberapa perizinan, antara lain perizinan berusaha penyelenggaraan permukiman dan perumahan melalui sistem OSS-RBA, penerbitan penyelenggaraan Bangunan Gedung (PBG-SLF) dari Ditjen Cipta Karya.

Bagaimana Proses Pembuatan Site Plan?

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui ketika membuat site plan khususnya untuk pengembang perumahan. Dengan mengikuti tahap-tahap ini, proses pengerjaan site plan dapat dilakukan secara sistematis dan komprehensif untuk memastikan bahwa pengembangan perumahan memenuhi kriteria dan regulasi yang berlaku serta mengoptimalkan pemanfaatan lahan. 

Berikut adalah tahapan yang secara umum dibutuhkan dalam pembuatan site plan:

1. Pemilihan Lokasi 

Pemilihan wilayah harus memenuhi kriteria tertentu yakni dengan memastikan bahwa lahan sudah memadai untuk pembangunan rumah, pembangunan sarana dan prasarana, serta pembangunan utilitas umum. Dan yang paling penting pengembang juga harus memastikan lahan yang akan dibangun bebas dari pencemaran air, udara, kebisingan, bahaya longsor, banjir, lintasan pesawat, gunung api serta memastikan bahwa lokasi tidak termasuk kedalam daerah pertanian produktif.

Satu hal juga yang wajib dipenuhi adalah area pengembangan harus menyesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat atau dokumen perencanaan lainnya yang berlaku.

2. Persiapan Perencanaan

Tahap ini merupakan proses pengumpulan data teknis dari lokasi yang diinginkan, antara lain kondisi geografis, rencana peruntukan, topografi, nilai tanah, kemiringan tanah, potensi gempa bumi, tingkat kebisingan. Kemudian pengumpulan data peraturan daerah setempat yang meliputi garis sempadan bangunan, tinggi maksimal bangunan, koefisien dasar, dan lantai bangunan.

3. Perencanaan Kavling

Langkah selanjutnya adalah proses pembagian tanah menjadi kavling-kavling dengan ukuran tertentu. Pengembang harus menentukan luas minimal dan maksimal kavling, menentukan lebar dan panjang muka kavling, serta menyesuaikan luasan tanah kavling dengan kebutuhan luas rumah yang disepakati.

4. Perancangan Site Plan

Pada perancangan site plan, pengembang harus menentukan intensitas bangunan terhadap lahan, termasuk Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), dan Koefisien Daerah Hijau (KDH). 

Selanjutnya menghitung perbandingan antara luas lantai bangunan dengan luas lahan untuk mengendalikan kerapatan antar bangunan dan kepadatan penduduk. Serta mempertimbangkan ruang terbuka hijau (daerah hijau) sebagai bagian dari perencanaan.

5. Pengesahan Site Plan

Langkah terakhir adalah melakukan pengajuan pengesahan site plan. Pengajuan pengesahan site plan harus disertakan dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan sesuai regulasi yang berlaku pada masing-masing daerah. Syarat dan mekanisme akan berbeda disetiap wilayah sesuai peraturan yang berlaku pada daerah tersebut. Jadi pastikan Anda mengecek terlebih dahulu sebelum pengajuan pengesahan site plan.

Contoh Site Plan

Site plan paling umum digunakan oleh pengembang properti perumahan atau pengembang proyek besar lainnya. Site plan perumahan harus menggambarkan informasi detail terkait rencana bangunan perumahan serta gambaran kawasan perumahan disekitarnya yang akan direalisasikan. Untuk itu site plan akan menjadi acuan dasar dalam sebuah perencanaan.

Berikut ini beberapa contoh site plan yang bisa Anda jadikan referensi mulai dari contoh site plan perumahan terbaik yang dimiliki oleh Dwijaya Karya Development, hingga site plan ruko komersial terbaru.

1. Contoh Site Plan Perumahan

Contoh site plan perumahan
Contoh site plan perumahan Grand Almas Residence

Berikut ini merupakan contoh site plan perumahan di Tigaraksa, Tangerang yaitu Grand Almas Residence. Site plan ini menggambarkan tata letak bangunan secara apik dan rapi serta memperhatikan aksesibilitas terhadap fasilitas yang terdapat disekitarnya.

Selain itu developer melengkapi gambar dengan informasi ROW perumahan yang dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi calon pembeli.

2. Contoh Site Plan Apartemen

Contoh site plan apartemen
Site plan Apartemen Serpong Green View

Site plan Apartemen Serpong Green View menggambarkan denah gedung apartemen dengan landskap terbuka disekitarnya.

Selain itu pada gambar tersebut juga digambarkan beberapa fasilitas yang akan didapatkan oleh penghuni apartemen, serta spesifikasi akses jalan.

3. Contoh Site Plan Ruko Komersial

Contoh site plan ruko komersial
Contoh site plan ruko komersial

Selain properti hunian, site plan ruko komersial pun sangat lazim ditemukan. Informasi denah lokasi ruko sangat bermanfaat bagi calon pembeli dalam menentukan lokasi ruko yang ideal untuk dijadikan tempat usaha.

Pada contoh site plan Ruko Akasa Promenade diatas, pengembang juga memberikan informasi berupa spesifikasi ruko, rute jalan, lebar ROW, serta rencana pengembangan yang akan datang.

Dwijaya Karya

Pengembang properti perumahan, apartemen, komplek komersial dan properti real estate lainnya yang terpercaya di Indonesia lebih dari 10 tahun.

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker